Sunday, March 22, 2015

Europa Universalis III - Majapahit (Abad 15)

Europa Universalis III adalah salah satu game simulasi sejarah paling keren yang pernah saya mainkan. Salut dengan referensinya yang ekstra detail dan akurat. Untuk wilayah Nusantara yang sebenarnya hanya pelengkap pun (karena setting utamanya sudah pasti Eropa sesuai judulnya), pengembangnya masih menyediakan 6 kerajaan yang bisa dimainkan, yaitu Aceh, Brunei, Majapahit, Makassar, Malaka, dan Pattani.
Seperti biasa saya akan menggunakan Majapahit, kerajaan favorit saya, hoho. Mari mulai!


Oktober 1399. Akhir abad 14, permulaan game ini. Profil Majapahit adalah sebuah kerajaan despotik bercorak budaya Sulawesi (harusnya Jawa ya?) yang menganut Hindu sebagai agama resmi dan menggunakan rumpun teknologi Cina. Rajanya bernama Wikramardhana yang naik tahkta pada 1390. Majapahit punya 4 provinsi, yaitu Surabaya (ibukota), Mataram, Blambangan, dan Bali - Lombok. Militernya masih lemah, teknologinya cukup terbelakang, dan pendapatannya juga relatif sangat kecil dibanding negara-negara superpower di Asia seperti Ming. Di game ini, tingkat kesulitan memainkan Majapahit tergolong 'sangat sulit'. Bisa dikatakan cukup menantang.


Mei 1418. Hampir 20 tahun kemudian, akhirnya Majapahit berhasil mendapatkan provinsi baru yaitu Demak. Sekitar 5 tahun sebelumnya, Majapahit memutuskan untuk mengadopsi kebijakan kolonial yang memungkinkan pemerintah mengirim pemukim baru ke daerah-daerah 'tak bertuan'. 6.000 tentara diterjunkan untuk menjaga para pemukim Majapahit di Demak dari kemungkinan serangan penduduk lokal. Di sisi lain,pemerintah pusat menerapkan politik luar negeri pasif yang mengarah ke isolasi, menolak ikut campur dalam pergolakan di negara lain. Diplomat menganggur, militer lebih sibuk membangun pertahanan. Situasi damai dipelihara.

Maret 1462. Agenda perluasan wilayah berjalan sangat lambat. Hampir 50 tahun sejak ekspansi pertama ke Demak, Majapahit baru menambah dua provinsi lagi, yaitu Priangan dan Sumbawa. Raja Wikramardhana telah wafat pada 1440, digantikan oleh putranya Raden Sotor I. Legitimasinya yang rendah memicu peluang terjadinya pemberontakan, sehingga pihak kerajaan harus menyewa ahli propaganda untuk menaikkan legitimasi sang raja. Sejauh ini cara tersebut berhasil. Stabilitas dalam negeri dijaga baik-baik. Namun inflasi telah menembus angka 10,8 % akibat pencetakan uang yang berlebihan untuk menutupi biaya program kolonial yang mahal.

September 1485. Di bidang ekonomi, Majapahit terus bergerak ke arah perdagangan bebas. Kebijakan ini mendorong para pengusaha dalam negeri untuk menjadi semakin tangguh menghadapi kompetitor asing. Para pedagang Majapahit kini telah mendominasi dua pusat perdagangan di Cina, yaitu Nanjing dan Liaoxi. Bersama dengan perluasan wilayah, aktivitas dagang ini menyumbang lonjakan pendapatan negara hingga mencapai 300 % dibanding 60 tahun lalu.

Januari 1500. Wilayah Majapahit kini meliputi seluruh Pulau Jawa, Bali - Lombok, sebagian Nusa Tenggara, serta Sulawesi bagian tenggara dengan total 11 provinsi. Seluruhnya didapatkan lewat program kolonisasi yang berjalan damai, kecuali di Sunda yang mendapat perlawanan berdarah dari penduduk lokal. Sementara itu, Kesultanan Brunei yang merupakan rival utama Majapahit saat ini telah menyapu habis seluruh Sumatera, Kalimantan, dan sebagian besar Semenanjung Malaya. Raja baru Majapahit, Girishawardhana I Rajasanagara yang baru naik takhta 2 tahun lalu dikenal sebagai ahli militer yang sangat ulung. Tahun-tahun ke depan tampaknya akan diisi dengan kebijakan luar negeri yang lebih agresif. 

Bersambung...

Wednesday, March 11, 2015

Waktu Paling Romantis Untuk Jalan Kaki


Saya suka jalan kaki. Keliling-keliling tanpa tujuan pasti. Menyusuri gang-gang dan tepian jalan kecil di pinggiran Jakarta sekitar 2 - 3 km setiap hari (sambil mengutuki pemerintah yang masih saja gagal menyediakan trotoar beradab untuk warganya). Tapi ada waktu khusus yang menurut saya paling romantis untuk menikmati jalan kaki tak tentu arah ini.
Biasanya itu sekitar pukul setengah 5 sampai setengah 7 petang. Pada bulan-bulan yang basah di musim penghujan antara Oktober - Maret, khususnya ketika siangnya hujan cukup lebat, sehingga sore harinya tersisa udara segar dan sejuk yang layak hirup. Kalau beruntung, pada sore-sore usai hujan semacam ini saya bisa menemukan pemandangan langit luar biasa. Seperti busur pelangi besar dan awan nimbus  keemasan di ufuk barat yang saya lihat kemarin. Untuk pemandangan langit terbaik, biasanya saya mencari tempat-tempat tinggi atau jalanan menurun yang memungkinkan mata memandang sejauh cakrawala.

Alasan lain yang membuat waktu ini menjadi istimewa adalah karena lampu-lampu yang mulai menyala. Sekitar pukul setengah 6 sore, seisi kota seakan berganti wajah saat toko-toko, gedung-gedung, rumah-rumah, serta kendaraan mulai menyalakan lampunya. Tapi langit masih cukup terang dengan warna entah lembayung, ungu, biru, atau kelabu yang bercampur menjadi satu dengan lampu-lampu di bawahnya. Ditambah wangi mie ayam, martabak, fried chicken, sate, cakwe, dan jajanan khas petang hari lainnya. Juga wajah-wajah manusia jam pulang kerja yang memenuhi lalu lintas. Yang lelah, yang ingin cepat-cepat sampai di rumah. Yang mungkin tersenyum-senyum sendiri membaca pesan di ponsel dari keluarganya yang sudah menunggu.
Buat saya ini pemandangan yang manis sekali.  Tak masalah jika gerimis masih menggantung. Berjalan di bawah payung bahkan bisa terasa lebih magis lagi. Waktu yang begitu romantis, layak untuk dihambur-hamburkan dengan berjalan tak tentu, baik sendiri atau pun bersama kekasih tercinta (seandainya saya punya).     

Tuesday, March 3, 2015

So There's This Story About Something That Is Completely Irrational

You don't believe it, so you call it myth.
You believe it, then you call it faith.
Nuff said.