
"It's french," si perempuan sadar kalau saya yang duduk di sampingnya melirik, "But we're not from France."
"Oh, I see.." saya tersenyum.
Dari Austria. Dekat Jerman, kata mereka. Seperti takut kalau saya salah menyangka Austria itu Australia. Yang laki-laki 22 tahun, yang perempuannya 23. Baru saja tiba di Jogja, lalu memutuskan untuk menginap di losmen yang sama dengan saya. Setia Kawan, sebuah losmen mungil yang asri di tengah-tengah Gang II Sosrowijayan.
"So, you're students?" tanya saya.
"No, we work."
"Oh, really? What's your job?"
Oops, salah pertanyaan. Mereka sedikit gelagapan.
"I can give massage," jawab si perempuan.
"I'm a chef," jawab si laki-laki dengan gaya komikal, "I can cook spaghetti, haha."
Saya tidak mau mengganggu dengan pertanyaan lebih jauh lagi. Mereka pasti sudah melewati banyak negara sebelum sampai kemari. Dan masih akan melanjutkan perjalanan lagi. Yang mereka butuhkan cuma istirahat saat ini. Yang perempuan berbaring di samping saya. Yang laki-laki sibuk dengan handphone-nya. Mendung. Angin semilir. Lagu-lagu VH1.
Hari itu tepat 26 tahun usia saya. Di losmen itu masih lalu lalang lagi banyak orang muda yang semuanya jauh dari rumahnya. Dua gadis asal Malaysia yang baru memesan kamar. Lalu serombongan muda-mudi bule Amerika yang bercanda ramai sekali di ruang makan. Juga dua remaja perempuan entah dari Bandung atau Jakarta yang bergandengan manis membaca pamflet wisata di dinding. Semuanya di sini, di losmen kecil di kota kecil di kaki Merapi.
Menjadi dewasa berarti mengerti bahwa hidup punya pilihan-pilihan. Tak semua orang akan menempuh jalan hidup yang sama. Sebagian akan bersekolah hingga S2 - S3, sebagian lagi tidak. Sebagian akan berangkat ke kantor lima hari sepekan sampai tua, sebagian lagi tidak. Sebagian akan menikah dan berkeluarga, sebagian lagi tidak. Sebagian akan tetap tinggal di kota yang sama seumur hidupnya, sebagian lagi tidak. Dan tidak ada yang salah dengan itu semua, selama setiap orang memiliki alasannya masing-masing. Mereka yang mengerti adanya pilihan-pilihan ini, kemudian membuat pilihannya sendiri secara sadar, mereka akan menjalani hidup yang lebih bermakna ketimbang mereka yang hanya menjalaninya tanpa alasan apa pun selain bahwa semua orang di sekitarnya juga melakukan hal yang sama.
No comments:
Post a Comment